Gambaran Umum Desa Lusan 
Desa Lusan merupakan salah satu desa yang berada di wilayah kecamatan Muara Komam, kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur. Letak wilayah desa Lusan berdasarkan titik koordinat Lintang bujur yaitu: 115°32´BT hingga 115°48´ BT dan 1°117´ LS hingga 1°38´ LS. Posisinya berada di Selatan barat daya dari wilayah provinsi kalimantan timur yang desanya berbatasan dengan kalimantan tengah di sebelah utara dan provinsi Kalimantan Selatan di sebelah barat, sedangkan sebelah timur hingga selatan berbatasan dengan desa Swan Slotung, desa Muara Payang dan desa Binangon.

Nama desa Lusan diambil dari nama sungai Lusan yang merupakan anak sungai Kandilo yaitu salah satu sungai terpanjang di kabupaten Paser. Desa Lusan memiliki dua wilayah RT (Rukun Tetangga), RT 1 berada di desa utama desa Lusan dan RT 2 berada di Rongan,  sekitar 7 kilometer (Km) ke arah selatan dari Lusan. Jarak desa Lusan dari pusat pemerintahan kecamatan di Muara Komam sekitar 37 Km melalui jalan darat dan jarak dari ibu kota kabupaten (Tanah Grogot) sekitar 121 Km. Desa terdekat dari desa Lusan adalah desa Muara Payang yang berjarak sekitar 13 Km. Kondisi jalan dari desa Lusan sebagian besar masih berupa pengerasan dengan campuran tanah dan kerikil.

Untuk menuju desa Lusan dapat menggunakan kendaraan sepeda motor atau mobil. Kebanyakan penduduk Lusan menggunakan sepeda motor atau sewa ojek untuk angkutan sendiri. Sebelum adanya pengerasan pada tahun 2008 jalan antara desa Luasan dan desa Muara Payang sangatlah sulit dilalui di saat musim hujan. Kondisi jalan tanah berubah menjadi kubangan lumpur yang licin, sehingga hanya mobil gardan ganda yang bisa melalui jalan tersebut dengan meninggalkan bekas berupa kubangan baru. Masyarakat sering sekali membicarakan dan menggerutu mengenai persoalan transportasi yang menghambat kemajuan perekonomian dan kemudahan akses masyarakat ke pasar. Hasil-hasil bumi terlambat dipasarkan dan menjadi murah karena rusak. Bahan bakar minyak dan barang kebutuhan sehari-hari menjadi mahal. Hanya mobil jenis hardtop dan truk milik cukong kayu yang lalu lalang mengangkut kayu dan merekapun sering disalahkan.Untuk masuk ke desa Lusan juga bisa melewati sungai Kendilo dengan menggunakan perahu kayu dengan mesin ketinting dengan waktu tempuh selama ± 5 jam perjalanan. Pada jaman dahulu sebelum jalan darat dibangun dan air sungai Kendilo masih stabil masyarakat desa Lusan menggunakan sungai sebagai satu-satunya akses ke pasar Muara Komam untuk menjual hasil bumi dan berbelanja untuk keperluan ekonomi rumah tangga.

Iklim dan curah hujan di desa Lusan, sebagaimana daerah kabupaten Paser yang beriklim tropis dan tidak memiliki perbedaan musim yang jelas. Curah hujan tertinggi seringkali terjadi pada bulan Nopember, Desember, Januari, Februari dan Maret. Pada situasi hujan, udara dingin sangat terasa, utamanya pada malam hari. Pada saat musim penghujan sering pula terjadi banjir yang mengakibatkan air sungai melimpah dan menggenangi kawasan dataran rendah. Beberapa tahun terahir iklim dan curah hujan semakin tidak menentu, terkadang sepanjang bulan di musim hujan justru matahari terik. Situasi seperti ini sangat mengganggu aktivitas ekonomi masyarakat dan juga mengakibatkan munculnya permasalahan hama di lahan pertanian mereka. Berdasarkan hasil pemetaan partisipatif yang difasilitasi oleh JKPP (Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif) Region Kalimantan Timur pada tahun 2007, diketahui bahwa luas wilayah desa Lusan adalah 55.644,87 hektar. Umumnya kondisi topografi wilayah desa Lusan didominasi oleh perbukitan dan merupakan kawasan berhutan, dengan gunung tertinggi yang berada di perbatasan provinsi Kalimantan Tengah, yang dinamakan gunung Sowai dan gunung Pontor. Dari tempat yang tinggi di Batu Poli, terlihat panorama alam Lusan yang begitu memukau, lekuk-lekuk bukit dan hamparan hijau yang indah.

Aroma  khas tanah hutan masih terasa menyegarkan. Kehidupan alam liar masih ada di sini dan dengan kualitas yang cenderung berkurang. Penyebab potensial adalah semakin besarnya kegiatan pembukaan dan pengusahaan hasil hutan oleh perusahaan kayu yang sudah di mulai sejak tahun 1970  hingga sekarang.  Jenis pohon kayu Ulin (Eusideroxylon zwageri) dan pohon madu (Banggeris, sp) yang dilindungi masih dapat dengan mudah dijumpai di dalam hutan. Semenjak adanya ekonomi hutan, kayu ulin, gaharu, damar, sungkai, maupun pohon kayu jenis meranti dan jenis kayu lainnya sudah semakin berkurang. Terdapat pula tanaman rotan jenis sega (Calamus caesius) di kawasan hutan bekas ladang dan dalam hutan alam yang ditanam, diolah dan dijual oleh masyarakat setempat. Di bekas kebun dan bekas kampung yang telah menjadi Lati dan Sipung terdapat banyak jenis pohon buah seperti durian, langsat, cempedak, nangka, rambutan, mangga dan lain-lain.

Hewan rusa atau payau (Cervus unicolor), Kijang (Muntiacus muntjac), kancil (Tragulus javanicus), beruang madu (Helarctos malayanus), babi hutan (Sus scrofa), landak (Hystix brachyura), musang (Fooradoxous). Berbagai jenis primata, ular dan berbagai jenis burung, dapat ditemukan di Lusan. Beberapa jenis hewan tersebut yang memiliki nilai ekonomi tinggi menjadi hewan buruan yang diburu untuk dijual atau dimakan dagingnya.

Lusan memiliki banyak sekali sungai besar dan kecil yang airnya mengalir jauh hingga ke Tanah Grogot (ibu kota kabupaten Paser). Sungai-sungai tersebut antara lain; sungai Lusan, Rongan, Kuasan, Tepan, Pemerayan, dan lain sebagainya. Terdapat juga rawa-rawa kecil yang dinamakan Lanang dan Limbung Putung. Sungai dan rawa-rawa ini tempat kehidupan ekosistem air dan lahan basah, tempat hidup dari berbagai jenis ikan dan berbagai tanaman dan hewan air. Bagi masyarakat, sungai tidak hanya berfungsi menyediakan air dan jasa lingkungan, tetapi juga merupakan identitas bagi penduduk yang sudah lama berdiam di tempat tersebut, sungai merupakan identitas ‘hak ulayat’ masyarakat atas tanah dan kekayaan alam.

Fasilitas sosial di desa Lusan, sebagai berikut; ada satu buah bangunan Sekolah Dasar (SD) dengan jumlah kelas sebanyak 3 kelas dan 4 tenaga pengajar, ada satu bangunan Masjid, satu lokasi kuburan, satu lapangan Bulutangkis, satu unit mesin penggilingan padi, satu bangunan kantor desa, 1 buah Rumah dinas kepala desa, kantor BPD (Badan Permusawaratan Desa),  satu bangunan Balai Desa dan satu  bangunan Puskesmas pembantu.
Kebanyakan penduduk yang berpendapatan rendah di Lusan terpaksa memutuskan sekolah anaknya karena faktor biaya tinggi. Ada banyak anak usia sekolah lanjutan tidak bersekolah. Sekolah Menengah Pertama (SMP) satu atap terdekat adanya di Muara Payang yang berjarak 13 km dari desa tersebut, sedangkan  Sekolah Menengah Umum (SMU) adanya di ibu kota kecamatan Muara Komam. Untuk memenuhi pendidikan non formal bidang keagamaan, telah didatangkan seorang guru agama (Dai) yang mengajarkan agama Islam.

Selain lampu minyak tanah, beberapa warga Lusan sudah memiliki mesin generator dan tenaga surya untuk kebutuhan listrik di malam hari. Biasanya para pemilik generator juga memiliki televisi sehingga dapat mengakses informasi mengenai perkembagan dan usaha yang ada di luar kampong. Bahkan beberapa warga memiliki alat komunikasi telepon selular (handphone) sehingga dapat mengakses sinyal operator Telkomsel di tempat-tempat tertentu.

Fasilitas sosial ekonomi, yakni; sedikitnya ada lima kios yang aktif  dan menjual barang campuran kebutuhan sehari-hari serta membeli hasil bumi yang dihasilkan masyarakat seperti: rotan, madu, kopi, dan lainnya. Biasanya pemilik kios berfungsi untuk menyediakan modal dan logistik bagi pekerja rotan, madu dan usaha kayu, maupun semacam bank untuk menyediakan modal pengembangan usaha lainnya.(amin)

Leave A Comment

Please enter your name. Please enter an valid email address. Please enter message.